Agenda Seeker
Susah juga buat style blog ... kacau format, style .... maklum gaptek juga, nih.
mau terus ? Siap data idea rekap
Mau puasa ? Siap data idea Islami
Mau dinas ? siap data idea english
Susah juga buat style blog ... kacau format, style .... maklum gaptek juga, nih.
mau terus ? Siap data idea rekap
Mau puasa ? Siap data idea Islami
Mau dinas ? siap data idea english
PARAMA DHARMA : Just Idea ... Avijja ... kebodohan ini keburukan atau kebutuhan ? Yang perlu kita fahami, sadari dan hadapi tampaknya bukan sekedar kegilaan insani atau kematian alami namun terutama kelupaan abadi akan kesejatian diri dalam setiap episode permainan keabadian samsarik yang disebut (siklus) kehidupan (dan kematian) ini. Well, The Greatest evil is Ignorance Kejahatan terbesar adalah (karena?) Avidya ketidak-tahuan Walau dalam pengetahuan ketidak-tahuan akan realitas (kaidah panentheistik?) ini istilah evil (kejahatan/ keburukan) yang digunakan mistisi Sadhguru Yasudev tersebut tidak terlalu salah sebagaimana juga terma avijja kebodohan yang digunakan Samma Sambuddha Gautama namun demikian dalam realisasi penempuhan holistik demi penembusan, pencapaian & pencerahan yang bukan hanya murni dan benar tetapi juga bijak dan tepat untuk mensikapi itu sebagai 'kewajaran' yang harus diterima untuk dihadapi dan difahami agar secara bijaksana dapat dilampaui dengan kesadaran (terhindar dari jebakan konseptual, jeratan identifikatif & sekapan dualisme inference paradoks spiritual MLD yang sangat mungkin terjadi. Well, untuk keniscayaan dalam kesedemikianan yang terjadi perlu keselarasan akan kelayakan dalam keberadaaan dan keberdayaan yang memadai. (transendensi kebijaksanaan pemberdayaan berkembang & berimbang melampaui pemakluman faktitas eksternal untuk diterima keterbatasan & pembatasannya ). bagaikan menumbuh-kembangkan bunga teratai di kolam lumpur yang keruh. Walau avijja secara etika kosmik adalah penyimpangan keselarasan namun ini membuat keberagaman (seperti biasan pelangi dari cahaya mentari yang sama) Mungkin sangat sensitif dan agak provokatif jika kami menyatakan ... ADA SESUATU YANG MUNGKIN BELUM DIKETAHUI KITA SEMUANYA TERMASUK JUGA YANG BELUM DISADARI PARA TUHAN, DIHAYATI PARA BRAHMA BAHKAN DIFAHAMI PARA BUDDHA SEKALIPUN ..... DALAM PERMAINAN DRAMA DALAM DARMA DARI KEAZALIAN HINGGA KEABADIAN YANG SUDAH, SEDANG DAN AKAN BERLANGSUNG SELAMA INI .... Triade labirin paradoks diri - alam - inti dalam drama abadi dari fase azali hingga nanti ini (label eksistensial - layer universal - level transendental) dengan 'maha avijja' sebagai skenario samsariknya dan 'parama dhamma' sebagai desain holistiknya memang sangat complicated (jangankan untuk dilampaui dalam penembusan , untuk dijalani dalam penempuhan bahkan difahami dalam pengetahuan saja sulit & rumit ) Sial .. kenapa terasa/ terkesan sombong dan lancang ... padahal ini hanya asumsi filosofis yang berdasarkan inferensi belaka ( bisa jadi hanya imaginasi bahkan halusinasi bukan realisasi empiris sebagaimana harusnya ? ... Tampaknya memang wadah batin ini memang kacau ... sesungguhnya bukan hanya kesungkanan (keresahan karena rendah hati atau mungkin tepatnya rendah diri ... minder akan kualifikasi ideal untuk membabarkan dhamma ) apalagi keriskanan (kecemasan tersudutkan sebagai public enemy bahkan cosmic enemy karena membeberkan avijja) namun disamping ruwet & rumitnya permasalahan banyak kekesalan di dalam (pantas ... baru bicara jika marah rasionalisasi pembenaran karena dibodohi, dijahili & dizalimi ? ... Spiritualitas walau dalam perspektif holistik sesungguhnya memang sederhana namun dalam kerinduan beraktualisasi selaras denganNya tidaklah gampang ... Well, susah juga untuk mukhlish murni , begitu mudah untuk muflish bangkrut nantinya) Bagaimana ini ? Bikin link pilahan dulu supaya idea tidak ruwet ...Gagasan utama , gagasan baru, referensi lama , link rujukan (data / media) , etc . REHAT DULU ... walau externally tidak repot, namun internally masih ribet ... SIAL ... gangguan eksternal lagi. (TEPATNYA : TERGANGGU EXTERNALLY .... KARENA BATIN WALAU SUDAH TUA NAMUN MASIH BELUM DEWASA ... tidak ada yang salah dengan yang di luar karena fenomena kesedemikianan memang bisa jadi akan seperti itu akumulasi peniscayaannya .... kebodohan, kesalahan dan keburukan (walau tanpa menafikan trigger eksternal namun hendaknya dipandang dala keperwiraan demi proses pemberdayaan tumbuh berkembangnya kebijaksanaan holistik berikutnya adalah mutlak ketidak-tepatan atau kebelum-manpuan sikap batin internal dengan tanpa mmbuat celh mencari cela apalagi celaka lainnya untuk seharusnya senantiasa menerima, mengasihi dan melampauinya ... menerima apapun juga kenyataan eksternal ? walau sulit bersikap realistis adalah eksistensialitas sikap batin yang memang harus dilakukan baik dengan keswadikaan atau dengan keterpaksaan ? - mengasihi keberadaan siapapun saja ? susah tetapi kaidah kasih universal juga harus dikembangkan untuk universalisasi diri - melampaui apa ? melampaui diri sendiri bukan figur lain ... cangkang keterbatasan avijja diri (?) akan impersonal reality dari keseluruhan / kesedemikian ini sebagai esensi kemurnian transendental tidak hanya medan energi keilahian universal apalagi sekedar figure massive pemeran keberadaan eksistensial ). Ribet ... terpaksa pakai cara deduktif tidak lagi induktif majeutike, socrates ? Jadi dogmatis ... waspada spiritual materialism ( Just idea ? hanya pandangan kebijaksanaan untuk sadar akan perspektif keseluruhan di kedalaman namun tetap wajar adaptif dalam dagelan nama-rupa yang harus diperankan ke permukaan ... bukan belenggu untuk fanatisme apalagi militansi agar tidak terjatuh dalam 'sacred monistic' beranggapan sempurna bagi standar ganda pengagungan diri untuk pembenaran addhamma bagi kepentingan selfish directly secara kasar / indirectly secara lihai (dalil demi dalih, etc). Just area ? memandang keberagaman layer, level & label sebagai gradasi pelangi mentari ketimbang hirarki kemuliaan. Just method ? bukan doktrin kepercayaan hanya metode pemberdayaan ( alternatif yang senatiasa harus disikapi terjaga & terbuka bagi pembuktian & perevisian tanpa pelekatan ... walau benar secara Realitas Saddhama sekalipun apalagi jika sebaliknya )
SUCHNESS PHILOSOPHY ... Paradigma Kesedemikianan (Desain , Kaidah & Metode Kosmik ) Kutipan : http://teguhqi.blogspot.com/2020/03/dhamma-cloud-di-tengah-wabah-corona.html ( Kutipan : Galau Corona di bawah ) = 22 Maret 2020 sd ... ?) Sudah hampir lebih dari 2 tahun pandemi corona ... karya galau makalah (atau masalah ?) ini belum selesai juga. Tetapi sudah terlanjur janji .... nekat ? PUSING JUGA (Repot External & Ribet Internal .... ah, jalani saja semampunya & sepatutnya juga, lho ... tidak usah nggege mongso .... segala sesuatu ada waktunya, tempatnya , orangnya ... tidak harus saat ini, di sini dan diri ini ?... NGABUR LAGI ? No.. cari waktu luang susah. So, luangkan waktu libur yang tersedia untuk menuntaskan tanggungan (janji itu juga hutang, bro .... ingat waktu bayar hutang kalah main judi lampau selama 7 bulan penuh, lho). Lanjutkan semampu mungkin ... jika perlu limbah mental dahulu keluarkan lagi sebagai pijakan untuk ditata lagi .. revisi (demi kelengkapan & kepantasannya). 3 Pertanyaan Mendasar = JUST SAY REKAP apa arti hidup ini ,mengapa kehidupan yang tidak pasti seperti ini harus kami jalani dan bagaimana harusnya kami mengamati, mengalami dan mengatasi grand desain sistem kosmik ini. Itu adalah titik balik diri untuk kembali wajar sebagaimana kebanyakan orang dan juga bahkan untuk menjadi sadar sebagai seorang seeker tentang hakekat permainan kehidupan ini. Ganti plot ? 1. Hipotesa Desain Kosmik = Mandala Advaita (Just Area) 2. Analisa Kaidah Kosmik = Parama Dharma (Just Idea) 3. Sintesa Metode Kosmik = Formula Swadika (Just Cara) Oke ...
PARAMA DHARMA : Just Idea ...
Avijja ... kebodohan ini keburukan atau kebutuhan ?
Yang perlu kita fahami, sadari dan hadapi tampaknya bukan sekedar kegilaan insani atau kematian alami namun terutama kelupaan abadi akan kesejatian diri dalam setiap episode permainan keabadian samsarik yang disebut (siklus) kehidupan (dan kematian) ini.
Well, The Greatest evil is Ignorance Kejahatan terbesar adalah (karena?) Avidya ketidak-tahuan
Walau dalam pengetahuan ketidak-tahuan akan realitas (kaidah panentheistik?) ini istilah evil (kejahatan/ keburukan) yang digunakan mistisi Sadhguru Yasudev tersebut tidak terlalu salah sebagaimana juga terma avijja kebodohan yang digunakan Samma Sambuddha Gautama namun demikian dalam realisasi penempuhan holistik demi penembusan, pencapaian & pencerahan yang bukan hanya murni dan benar tetapi juga bijak dan tepat untuk mensikapi itu sebagai 'kewajaran' yang harus diterima untuk dihadapi dan difahami agar secara bijaksana dapat dilampaui dengan kesadaran (terhindar dari jebakan konseptual, jeratan identifikatif & sekapan dualisme inference paradoks spiritual MLD yang sangat mungkin terjadi. Well, untuk keniscayaan dalam kesedemikianan yang terjadi perlu keselarasan akan kelayakan dalam keberadaaan dan keberdayaan yang memadai. (transendensi kebijaksanaan pemberdayaan berkembang & berimbang melampaui pemakluman faktitas eksternal untuk diterima keterbatasan & pembatasannya ). bagaikan menumbuh-kembangkan bunga teratai di kolam lumpur yang keruh.
Walau avijja secara etika kosmik adalah penyimpangan keselarasan namun ini membuat keberagaman (seperti biasan pelangi dari cahaya mentari yang sama)
Mungkin sangat sensitif dan agak provokatif jika kami menyatakan ... ADA SESUATU YANG MUNGKIN BELUM DIKETAHUI KITA SEMUANYA TERMASUK JUGA YANG BELUM DISADARI PARA TUHAN, DIHAYATI PARA BRAHMA BAHKAN DIFAHAMI PARA BUDDHA SEKALIPUN ..... DALAM PERMAINAN DRAMA DALAM DARMA DARI KEAZALIAN HINGGA KEABADIAN YANG SUDAH, SEDANG DAN AKAN BERLANGSUNG SELAMA INI .... Triade labirin paradoks diri - alam - inti dalam drama abadi dari fase azali hingga nanti ini (label eksistensial - layer universal - level transendental) dengan 'maha avijja' sebagai skenario samsariknya dan 'parama dhamma' sebagai desain holistiknya memang sangat complicated (jangankan untuk dilampaui dalam penembusan , untuk dijalani dalam penempuhan bahkan difahami dalam pengetahuan saja sulit & rumit )
Sial .. kenapa terasa/ terkesan sombong dan lancang ... padahal ini hanya asumsi filosofis yang berdasarkan inferensi belaka ( bisa jadi hanya imaginasi bahkan halusinasi bukan realisasi empiris sebagaimana harusnya ? ... Tampaknya memang wadah batin ini memang kacau ... sesungguhnya bukan hanya kesungkanan (keresahan karena rendah hati atau mungkin tepatnya rendah diri ... minder akan kualifikasi ideal untuk membabarkan dhamma ) apalagi keriskanan (kecemasan tersudutkan sebagai public enemy bahkan cosmic enemy karena membeberkan avijja) namun disamping ruwet & rumitnya permasalahan banyak kekesalan di dalam (pantas ... baru bicara jika marah rasionalisasi pembenaran karena dibodohi, dijahili & dizalimi ? ... Spiritualitas walau dalam perspektif holistik sesungguhnya memang sederhana namun dalam kerinduan beraktualisasi selaras denganNya tidaklah gampang ... Well, susah juga untuk mukhlish murni , begitu mudah untuk muflish bangkrut nantinya)
Bagaimana ini ? Bikin link pilahan dulu supaya idea tidak ruwet ...Gagasan utama , gagasan baru, referensi lama , link rujukan (data / media) , etc .
REHAT DULU ... walau externally tidak repot, namun internally masih ribet ...
SIAL ... gangguan eksternal lagi.
(TEPATNYA : TERGANGGU EXTERNALLY .... KARENA BATIN WALAU SUDAH TUA NAMUN MASIH BELUM DEWASA ... tidak ada yang salah dengan yang di luar karena fenomena kesedemikianan memang bisa jadi akan seperti itu akumulasi peniscayaannya .... kebodohan, kesalahan dan keburukan (walau tanpa menafikan trigger eksternal namun hendaknya dipandang dala keperwiraan demi proses pemberdayaan tumbuh berkembangnya kebijaksanaan holistik berikutnya adalah mutlak ketidak-tepatan atau kebelum-manpuan sikap batin internal dengan tanpa mmbuat celh mencari cela apalagi celaka lainnya untuk seharusnya senantiasa menerima, mengasihi dan melampauinya ... menerima apapun juga kenyataan eksternal ? walau sulit bersikap realistis adalah eksistensialitas sikap batin yang memang harus dilakukan baik dengan keswadikaan atau dengan keterpaksaan ? - mengasihi keberadaan siapapun saja ? susah tetapi kaidah kasih universal juga harus dikembangkan untuk universalisasi diri - melampaui apa ? melampaui diri sendiri bukan figur lain ... cangkang keterbatasan avijja diri (?) akan impersonal reality dari keseluruhan / kesedemikian ini sebagai esensi kemurnian transendental tidak hanya medan energi keilahian universal apalagi sekedar figure massive pemeran keberadaan eksistensial ). Ribet ... terpaksa pakai cara deduktif tidak lagi induktif majeutike, socrates ? Jadi dogmatis ... waspada spiritual materialism ( Just idea ? hanya pandangan kebijaksanaan untuk sadar akan perspektif keseluruhan di kedalaman namun tetap wajar adaptif dalam dagelan nama-rupa yang harus diperankan ke permukaan ... bukan belenggu untuk fanatisme apalagi militansi agar tidak terjatuh dalam 'sacred monistic' beranggapan sempurna bagi standar ganda pengagungan diri untuk pembenaran addhamma bagi kepentingan selfish directly secara kasar / indirectly secara lihai (dalil demi dalih, etc). Just area ? memandang keberagaman layer, level & label sebagai gradasi pelangi mentari ketimbang hirarki kemuliaan. Just method ? bukan doktrin kepercayaan hanya metode pemberdayaan ( alternatif yang senatiasa harus disikapi terjaga & terbuka bagi pembuktian & perevisian tanpa pelekatan ... walau benar secara Realitas Saddhama sekalipun apalagi jika sebaliknya )
SUCHNESS PHILOSOPHY ... Paradigma Kesedemikianan (Desain , Kaidah & Metode Kosmik )
Kutipan : http://teguhqi.blogspot.com/2020/03/dhamma-cloud-di-tengah-wabah-corona.html ( Kutipan : Galau Corona di bawah ) = 22 Maret 2020 sd ... ?)
Sudah hampir lebih dari 2 tahun pandemi corona ... karya galau makalah (atau masalah ?) ini belum selesai juga. Tetapi sudah terlanjur janji .... nekat ?
PUSING JUGA (Repot External & Ribet Internal .... ah, jalani saja semampunya & sepatutnya juga, lho ... tidak usah nggege mongso .... segala sesuatu ada waktunya, tempatnya , orangnya ... tidak harus saat ini, di sini dan diri ini ?...
NGABUR LAGI ? No.. cari waktu luang susah. So, luangkan waktu libur yang tersedia untuk menuntaskan tanggungan (janji itu juga hutang, bro .... ingat waktu bayar hutang kalah main judi lampau selama 7 bulan penuh, lho).
Lanjutkan semampu mungkin ... jika perlu limbah mental dahulu keluarkan lagi sebagai pijakan untuk ditata lagi .. revisi (demi kelengkapan & kepantasannya).
3 Pertanyaan Mendasar = JUST SAY REKAP
apa arti hidup ini ,mengapa kehidupan yang tidak pasti seperti ini harus kami jalani dan bagaimana harusnya kami mengamati, mengalami dan mengatasi grand desain sistem kosmik ini. Itu adalah titik balik diri untuk kembali wajar sebagaimana kebanyakan orang dan juga bahkan untuk menjadi sadar sebagai seorang seeker tentang hakekat permainan kehidupan ini.
Ganti plot ?
1. Hipotesa Desain Kosmik = Mandala Advaita (Just Area)
2. Analisa Kaidah Kosmik = Parama Dharma (Just Idea)
3. Sintesa Metode Kosmik = Formula Swadika (Just Cara)
Oke ...
TENTANG SUCHNESS PHILOSOPHY QUE SERA SERA, PANTHA REI .... SUCHNESS PHILOSOPHY apapun yang terjadi terjadilah , biarkanlah segalanya mengalir apa adanya sebagaimana harusnya ..... Paradigma Kesedemikianan. Paradigma kesedemikianan untuk keselarasan dalam keniscayaan (Parama Dharma - Mandala Advaita - Formula Swadika)
apa ini? coretan tidak karuan..?.. ya ... itulah sketsa sederhana suchness philosophy .... paradigma kesedemikianan , hehehe SUCHNESS PHILOSOPHY ... Paradigma Kesedemikianan (Desain , Kaidah & Metode Kosmik ) TENTANG SKETSA Diagram Venn Himpunan aljabar ? Bujur Sangkar Universun hokistics (harusnya matra 3 bidang ruang > 2 bidang datar = bola > lingkatan Taoism ?) ~ = ketidak-terhinggaan (Realitas Kebenaran) ; E = sigma keberadaan ( Fenomena Kenyataan) A B C D = orientasi ke atas, ke dalam vs ke bawah ke luar = Parama Dharma keselarasan vs Maha Avijja ketersesatan Lingkaran = layer eksistensial - Universal - Transendental (disikapi secara holistik sebagai level gradasi > label hirarki ? ) Juring AD = ideal keselarasan lokuttara (kedewasaan /pencerahan ) beri tanda centang ( V =victory ) vs Juring BC = idiot ketersesatan lokantarika (tanda X wrong? ) evolusi pribadi - harmoni dimensi - sinergi valensi ; (swadika talenta visekha ) (persona regista persada) ; (menerima mengasihi melampaui) (kesadaran di kedalaman - kewajaran di permukaan - kecakapan di keluasan) (being trur - humble - responsible )etc TENTANG IDEA kami tidak membuatkan belenggu pandangan lain, sesembahan baru maupun kelompok beda ( hanya ... just share idea pengertian keseluruhan ) pandangan universal panentheistic (bagi para filsuf ), pandeistic (bagi para agamawan) bahkan panatheistik (bagi para agnostik ?) rintisan paradigma holistik untuk dikembangkan sesuai kematangan keberadaan diri (puthujana, sekha, bahkan asekha ? ) INFERENSI DIMENSI =
urut dari bawah gradasi vs MLD avijja diri (dampak karmik & effek kosmik)
NO
WILAYAH
LAYER
ORIENTASI
MODE
SIFAT
TERM
TYPE
DIRI ?
TATARAN
1
Kamavacara
Eksistensial
Kebahagiaan
Eksploitasi
Transaksi
Lillah
Persona
Mengaku (sebagai
aku)
Personal
2
Brahmanda
Universal
Kesemestaan
Interkoneksi
Harmoni
Billah
Monade
Mengesa (sebagai
kita)
Transpersonal
3
Lokuttara
Transendental
Keadvaitaan
Aktualisasi
Sinergi
Fillah
Sakshin
Meniada (sebagai
dia)
Impersonal
TENTANG SUCHNESS PHILOSOPHY
QUE SERA SERA, PANTHA REI .... SUCHNESS PHILOSOPHY
apapun yang terjadi terjadilah , biarkanlah segalanya mengalir apa adanya sebagaimana harusnya ..... Paradigma Kesedemikianan.
Paradigma kesedemikianan untuk keselarasan dalam keniscayaan (Parama Dharma - Mandala Advaita - Formula Swadika)
apa ini? coretan tidak karuan..?.. ya ... itulah sketsa sederhana suchness philosophy .... paradigma kesedemikianan , hehehe
SUCHNESS PHILOSOPHY ... Paradigma Kesedemikianan (Desain , Kaidah & Metode Kosmik )
TENTANG SKETSA
Diagram Venn Himpunan aljabar ? Bujur Sangkar Universun hokistics (harusnya matra 3 bidang ruang > 2 bidang datar = bola > lingkatan Taoism ?)
~ = ketidak-terhinggaan (Realitas Kebenaran) ; E = sigma keberadaan ( Fenomena Kenyataan)
A B C D = orientasi ke atas, ke dalam vs ke bawah ke luar = Parama Dharma keselarasan vs Maha Avijja ketersesatan
Lingkaran = layer eksistensial - Universal - Transendental (disikapi secara holistik sebagai level gradasi > label hirarki ? )
Juring AD = ideal keselarasan lokuttara (kedewasaan /pencerahan ) beri tanda centang ( V =victory ) vs Juring BC = idiot ketersesatan lokantarika (tanda X wrong? )
evolusi pribadi - harmoni dimensi - sinergi valensi ; (swadika talenta visekha ) (persona regista persada) ; (menerima mengasihi melampaui) (kesadaran di kedalaman - kewajaran di permukaan - kecakapan di keluasan) (being trur - humble - responsible )etc
TENTANG IDEA
kami tidak membuatkan belenggu pandangan lain, sesembahan baru maupun kelompok beda ( hanya ... just share idea pengertian keseluruhan )
pandangan universal panentheistic (bagi para filsuf ), pandeistic (bagi para agamawan) bahkan panatheistik (bagi para agnostik ?)
rintisan paradigma holistik untuk dikembangkan sesuai kematangan keberadaan diri (puthujana, sekha, bahkan asekha ? )
INFERENSI DIMENSI =
urut dari bawah gradasi vs MLD avijja diri (dampak karmik & effek kosmik)
NO |
WILAYAH |
LAYER |
ORIENTASI |
MODE |
SIFAT |
TERM |
TYPE |
|
|
1 |
Kamavacara |
Eksistensial |
Kebahagiaan |
Eksploitasi |
Transaksi |
Lillah |
Persona |
Mengaku (sebagai
aku) |
Personal |
2 |
Brahmanda |
Universal |
Kesemestaan |
Interkoneksi |
Harmoni |
Billah |
Monade |
Mengesa (sebagai
kita) |
Transpersonal |
3 |
Lokuttara |
Transendental |
Keadvaitaan |
Aktualisasi |
Sinergi |
Fillah |
Sakshin |
Meniada (sebagai
dia) |
Impersonal |
PANENTHEISTIC ? SegalaNya (Laten DeitasNya) bermula,
berada dan kembali kepadaNya (triade : diri – alam – inti ) Bermula karena
katalisasi peniscayaan keberadaan > emanasi keilahian brahman > prokreasi
penciptaan ketuhanan Berada dalam kaidah
kosmik (Parama Dhamma akan advaita niyama dharma : keutamaan > kebenaran > kenyataan ) Kembali kepada mandala
advaita ( segalanya berada dalam sigma kewilayahan yang sama dari ketidak-terhinggaan yang bukan hanya mungkin memang sudah ada namun juga belum ada , akan ada bahkan susah ada karena konfigurasi peniscayaan yang sudah/belum/akan/tidak terpenuhi.)
Gradasi tidak hirarki
? karena walau beda level , layer & label keberadaannya berada dalam
keilahian mandala yang sama Susah juga memadukan paradigma kebijaksanaan demi keselarasan bagi keseluruhan.
PEMBUKA = Galau Corona 5 Tampaknya saat ini situasi kondisi sudah mulai cukup kondusif ... virus sudah adaptif & imun vaksinasi - iman resistensi sudah kembali effektif ? Dunia sudah tidak lagi galau dan mulai normal lagi berputar .... antara sakau mengumbar keakuan/kemauan dan mulai kacau menebar kebencian/ kerusakan seperti biasanya ? (konflik luar /dalam negeri sudah mulai lagi ... jika tidak pekok & heboh (kasar ? ganti saja : sakau dan kacau ... terserahlah) hidup memang tampak terasa tidak 'hidup',ya... ? Hehehe. Tetaplah waspada untuk tetap terjaga, ah ... agar bisa menjaga & berjaga .... intinya jangan lengah terpedaya senantiasa memberdaya ... bersamaan dengan proses berjalannya waktu tanpa dapat dicegah kita semakin tua melapuk (walau tidak berarti mencapai kedewasaan psikologis apalagi pencerahan spoiritual) ... tanpa covid kita masih tetap bisa sakit. bahkan tanpa sakit kita bisa saja mati (konsekuensi dualitas kehidupan) plus kelanjutannya juga, lho ... karena sebagaimana kita saat ini yang secara akumulatif terniscayakan faktor karmik/kosmik lampau diri kita dulunya demikian juga nanti ... well, setiap diri pada hakekatnya sedang melayakkan dampak effek akumulatif dirinya secara karmik/kosmik demi saat nanti melalui tindakan batiniah/zahiriah dirinya sendiri pada saat ini.
REHAT DULU
REKAP 01042022 OKE by BLOG listing of
REKAP 01042022 OKE.rar
listing of REKAP 01042022
OKE.rar
PANENTHEISTIC ?
SegalaNya (Laten DeitasNya) bermula,
berada dan kembali kepadaNya (triade : diri – alam – inti )
Bermula karena
katalisasi peniscayaan keberadaan > emanasi keilahian brahman > prokreasi
penciptaan ketuhanan
Berada dalam kaidah
kosmik (Parama Dhamma akan advaita niyama dharma : keutamaan > kebenaran > kenyataan )
Kembali kepada mandala
advaita ( segalanya berada dalam sigma kewilayahan yang sama dari ketidak-terhinggaan yang bukan hanya mungkin memang sudah ada namun juga belum ada , akan ada bahkan susah ada karena konfigurasi peniscayaan yang sudah/belum/akan/tidak terpenuhi.)
Gradasi tidak hirarki
? karena walau beda level , layer & label keberadaannya berada dalam
keilahian mandala yang sama
Susah juga memadukan paradigma kebijaksanaan demi keselarasan bagi keseluruhan.
PEMBUKA = Galau Corona 5
Tampaknya saat ini situasi kondisi sudah mulai cukup kondusif ... virus sudah adaptif & imun vaksinasi - iman resistensi sudah kembali effektif ?
Dunia sudah tidak lagi galau dan mulai normal lagi berputar .... antara sakau mengumbar keakuan/kemauan dan mulai kacau menebar kebencian/ kerusakan seperti biasanya ? (konflik luar /dalam negeri sudah mulai lagi ... jika tidak pekok & heboh (kasar ? ganti saja : sakau dan kacau ... terserahlah) hidup memang tampak terasa tidak 'hidup',ya... ? Hehehe.
Tetaplah waspada untuk tetap terjaga, ah ... agar bisa menjaga & berjaga .... intinya jangan lengah terpedaya senantiasa memberdaya ... bersamaan dengan proses berjalannya waktu tanpa dapat dicegah kita semakin tua melapuk (walau tidak berarti mencapai kedewasaan psikologis apalagi pencerahan spoiritual) ... tanpa covid kita masih tetap bisa sakit. bahkan tanpa sakit kita bisa saja mati (konsekuensi dualitas kehidupan) plus kelanjutannya juga, lho ... karena sebagaimana kita saat ini yang secara akumulatif terniscayakan faktor karmik/kosmik lampau diri kita dulunya demikian juga nanti ... well, setiap diri pada hakekatnya sedang melayakkan dampak effek akumulatif dirinya secara karmik/kosmik demi saat nanti melalui tindakan batiniah/zahiriah dirinya sendiri pada saat ini.
REHAT DULU
REKAP 01042022 OKE by BLOG
listing of
REKAP 01042022 OKE.rar
listing of REKAP 01042022
OKE.rar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar